Local Food 5
1.
Nasi
gandul
Nasi gandul adalah menu
khas kuliner dari wilayah Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Mengapa disebut nasi gandul?
Ada cerita tersendiri dari para penerus atau pedagang nasi gandul di Pati.
Kalau sedang berkunjung
atau melintasi Kabupaten Pati, tak ada salahnya untuk singgah sejenak berwisata
kuliner khas di wilayah itu. Salah satunya adalah nasi gandul. Nasi gandul ini
resepnya dipercaya telah ada sejak jaman dahulu.
Di Pati ada banyak
penjual atau warung yang menyediakan menu nasi gandul. Namun yang dipercaya
tempat yang paling asli nasi gandul itu berada di Desa Gajahmati Kecamatan Kota
Pati.
Kabupaten Pati sendiri berada sekitar 2 jam perjalanan dari
Semarang. Warga percaya, resep nasi gandul tidak sembarang orang bisa
mengolahnya. Sebab, resep asli dari nasi gandul kebanyakan merupakan warisan
turun temurun dari orang tua atau pendahulunya. Sebagian besar orang berjualan
nasi gandul juga merupakan generasi penerus sebelumnya.
"Warga Pati percaya, resep pertama nasi gandul itu
muncul dari sini, di Desa Gajahmati. Makanya, mayoritas warung nasi gandul
pasti membubuhkan nama Desa Gajahmati, karena memang yang asli ya disini,"
ujar Meled, pemilik warung nasi gandul Pak Meled di jalan Panunggulan, Desa
Gajahmati, Kecamatan Kota Pati.
Nasi gandul merupakan
makanan berkuah yang warnanya merah kecoklatan. Saat disajikan, pembeli akan
diminta untuk memilih daging jenis apa yang akan digunakan untuk pelengkap.
Mulai dari jeroan sapi, daging hingga lidah sapi menjadi menu pelengkapnya.
Kepada detikcom, ia
menceritakan menu rahasia dari kelezatan nasi gandul. Sekilas, rasa dari nasi
gandul semacam perpaduan antara soto, rawon,dan gulai, namun dengan cita rasa
yang lebih kuat dan khas.
"Resepnya ya,
semua bumbu dapur apapun itu masuk semua, kecuali kunir (kunyit). Kalau
pembagian takarannya ya saya gak bisa jelaskan, karena pakai ilmu kira-kira.
Ini kan masakan sudah turun temurun," tuturnya.
Meled mengaku warung
nasi gandul miliknya tersebut awalnya dijalankan oleh orang tuanya sejak tahun
1955. Diawali dengan berjualan secara keliling kampung hingga akhirnya
diwariskan kepadanya dan memiliki tempat menetap untuk berjualan.
"Dulu kan jualan
pakai dunak (bakul besar dari anyaman bambu). Sambil berkeliling desa, pas
dipikul nasinya gondal-gandul. Sampailah saat itu ada sosok yang sudah dituakan
di Pati yaitu Mbah Rono, menyebut nasi yang gondal-gandul saat dijual itu dinamakan
nasi gandul," paparnya.
Kata gandul, merupakan
bahasa jawa yang jika diartikan bermakna menggantung. Istilah itulah yang
menjadi ciri khas para penjual nasi gandul waktu itu masih menggunakan pikulan
untuk berjualan meski sudah memiliki warung tetap.
"Ya ciri khasnya
ini, ada pikulan, nasinya tetap digandul pakai dunak ini. kalau gak digandul ya
bukan nasi gandul," kata Meled.
Selain cita rasanya
yang unik, nasi gandul juga memiliki sederet keunikan lainnya. Lauk tempe yang
disajikan untuk pendamping nasi gandul memiliki ciri yang berbeda dengan
penyajian tempe lainnya.
Saat digigit, tempe dan
nasi gandul ini bertekstur lebih keras jika dibanding tempe pada umumnya.
Namun, saat dikunyah menjadi pecah dan mudah untuk dicerna.
Disamping itu, penyajian
nasi gandul selalu menggunakan selembar daun pisang. Fungsinya untuk
menetralisir panas dari masakan agar lebih nikmat saat disajikan.
"Cara goreng tempe
kita berbeda, makanya pas matang dia keras, tapi pas dikunyah enak dimulut.
Kalau soal daun pisang itu biar panasnya pas, kuas yang diambil dari kuali
pasti panas, nah fungsinya biar nasi ini gak terlalu panas juga biar gak cepat
dingin," tuturnya.
Bahan-bahan:
- 300 gram daging sapi
- 200 gram jeroan sapi rebus air rebusan dibuang biar sehat
- 100 gram almond cincang untuk taburan dan dihaluskan bersama bumbu
- 4 sdm Kecap manis
- 10 buah Cabe rawit dan 2 siung bawang putih kukus haluskan ditambah kecap untuk sambal
- 4 buah Cabai merah
- 10 siung Bawang merah
- 8 siung Bawang putih
- 3 buah Kapulaga geprak
- 1 sdt Jintan
- 1 sdm ketumbar
- 4 buah kemiri
- 3 lembar Daun salam
- 3 cm Lengkuas geprak
- 3 cm Jahe
- 1 cm Kunyit
- 4 cm kayu manis
- 2 sdm gula aren
- garam secukupnya
- 1/2 sdt gula pasir
- 1 sdm merica
- 1/4 sdt pala
- 1 batang sere
- 2 buah cengkeh
- 1 buah belimbing wuluh, iris
- 2 buah daun jeruk
- 4 cm kunci
- 4 lembar kayu secang untuk menambah warna
- 4 buah kurma untuk menambah rasa manis
- 1/2 sdt terasi Pati
- Bawang merah dan putih goreng secukupnya
- 2 sdm madu
- 2 buah kluwak rendam dengan 100ml air hangat
- 500 ml santan sedang
- 300 ml santan kental
Cara membuat Nasi Gandul
- Rebus daging dengan 600 ml air sere,kayu manis, salam,lengkuas,cengkeh Kapulaga hingga keluar kaldunya. Pisahkan daging dan kaldu. Iris daging menjadi 5.
- Siapkan semua bumbu yang dihaluskan. Haluskan bumbu, jangan lupa kluwaknya, sementara air rendaman kluwak jangan dibuang. Siapkan santan.
- Tumis masukkan daging dan jeroan, tambahkan kecap manis,madu, air rendaman kluwak dan air kaldu. Biarkan meresap tambahkan santan encer.
- Ambil irisan daging dan jeroan goreng dengan teflon hingga kecoklatan. Angkat dan gunting-gunting daging, jeroan.
- Setelah diambil daging dan jeroan lalu tambahkan santan kental. Aduk-aduk kuah gandul hingga matang.
- Hidangkan dengan menata nasi diatas daun pisang guyur dengan kuah irisan daging/ jeroan diatasnya, taburi kenari. Jangan lupa sambal kecapnya. Tempe goreng buat pelengkap.
2. Lumpia Semarang
Indonesia kaya akan tradisi kuliner.
Dari Sabang sampai Merauke, kita bisa menemukan sajian-sajian khas Nusantara.
Kenikmatan kuliner Indonesia pun tercium hingga ke penjuru dunia.
Seorang Antropolog asal Australia,
Angie Bexley, bahkan melakukan penelitian pada 2014 silam saking tertariknya
dia terhadap kuliner Tanah Air.
Bexley yang bersuamikan koki asal
Indonesia itu terlibat dalam proyek yang mengeksplorasi ramuan dan metode
memasak ala Indonesia.
Dari rendang di Sumatera Barat,
gudeg di Solo, pempek di Palembang, dodol di Garut, sampai gado-gado di
Jakarta, Indonesia adalah surga bagi para pencinta kuliner. Sayang, lumpia atau
juga dikenal dengan lunpia, salah satu kuliner istimewa kota Semarang, hendak
diakui sebagai makanan tradisional Malaysia.
Padahal, dalam sejarahnya kenikmatan
rasa lunpia adalah 'pernikahan rasa' antara Tiongkok dan Indonesia. Lunpia
Semarang, makanan sejenis rollade ini berisi rebung, telur, daging ayam, atau
udang.
Sebagai makanan khas daerah
Semarang, keberadaan lumpia mendapat saingan dari berbagai kota. Namun, dia
mampu bertahan sebagai makanan khas Kota Semarang, dan semakin digemari oleh
masyarakat.
Salah satu keistimewaan lumpia
terletak pada cita-rasanya yang sangat menonjolkan khas kuliner Semarang, yakni
manis dan asin. Dirangkum oleh CNN Indonesia dari berbagai sumber, menurut
sejarahnya, lumpia Semarang ada pertama kali pada abad ke-19.
Kuliner ini adalah perpaduan budaya
asli Tionghoa dan Jawa. Mereka menyatu dalam cita rasa. Mulanya, Tjoa Thay Joe,
lelaki kelahiran provinsi Fujian Tiongkok, memutuskan untuk tinggal dan menetap
di Semarang.
Di kota yang dijuluki sebagai The
Vort of Java itu, Tjoa Thay Joe membuka bisnis kuliner. Dia menjual makanan
pelengkap berisi daging babi dan rebung. Tjoa Thay Joe kemudian bertemu seorang
perempuan asli Jawa bernama Wasih.
Wasih adalah perempuan Jawa yang
juga berjualan makanan yang hampir sama, hanya rasanya lebih manis, berisi
kentang dan udang. Seiring berjalannya waktu, dua pedagang dari suku berbeda
itu tidak menganggap satu sama lain sebagai musuh. Sebaliknya, Tjoa dan Wasih
saling menaruh hati, dan memutuskan menikah.
Pernikahan rasa Tionghoa dan Jawa
Pernikahan rasa Tionghoa dan Jawa
Bisnis makanan Tjoa dan Wasih
akhirnya melebur setelah mereka mengikat tali pernikahan. Tercipta sentuhan
kuliner baru. Hidangan baru ini saling melengkapi kesempurnaan makanan lintas
budaya Tionghoa dan Jawa.
Isi kulit lumpia diganti dengan ayam
atau udang dicampur rebung serta dibungkus dengan kulit lumpia. Keulungan
sajian baru ini adalah udang dan telurnya yang tidak berbau amis, rasa
rebungnya yang manis, serta kulit lumpia yang renyah setelah digoreng.
Jajanan ini biasa dipasarkan di
Olympia Park, yaitu pasar malam Belanda. Di situ, Tjoa dan Wasih biasa
berjualan berdua. Itu sebabnya mengapa makanan ini kemudian dikenal dengan nama
lumpia.
Usaha suami istri itu kian besar.
Hingga di kemudian hari anak-anak merekalah yang meneruskan usaha lumpia
tersebut. Siem Gwan Sing, Siem Hwa Noi membuka cabang di Mataram. Sementara,
Siem Swie Kiem meneruskan usaha warisan orang tuanya di Gang Lombok nomor 11.
Bahan-bahan:
· Kulit lumpia - 10 lembar
· Rebung muda, rebus lalu potong korek api tipis - 200
gram
· Dada ayam, cincang - 100 gram
· Udang, cincang - 50 gram
· Telur, orak-arik - 2 butir
· Bawang bombay, cacah - 1/2 buah
· Daun bawang, iris tipis - 1 batang
· Saus tiram - 1/2 sdm
· Kecap inggris - 1 sdm
· Kecap manis - 2 sdm
· Gula pasir - 1 sdm
· Kaldu bubuk - 1 sdt
· Minyak goreng - 2 sdm
· Bumbu Halus:
· Bawang putih - 2 siung
· Lada - 1/2 sdt
· Garam - 1/8 sdt
Perekat Kulit:
· Tepung terigu - 1/2 sdm
· Air - 2 sdm
Cara Membuat Lumpia:
1.
Panaskan
minyak lalu tumis bawang bombai hingga layu. Masukkan bumbu halus lalu tumis
hingga matang dan harum.
2.
Masukkan
ayam dan udang, aduk rata dan masak hingga berubah warna.
3.
Masukkan
rebung, saus tiram, kecap inggris, kecap manis, gula dan kaldu bubuk. Aduk
rata.
4.
Masukkan
telur orakarik. Masak hingga matang dan rebung setengah kering. Koreksi
rasanya.
5.
Beri
irisan daun bawang sesaat sebelum diangkat, aduk rata. Angkat. Sisihkan.
6.
Siapkan
perekat kulit. Larutkan tepung terigu dengan air. Sisihkan.
7.
Ambil
selembar kulit lumpia, beri isian secukupnya. Lipat ke dalam bagian kanan
kirinya, kemudian gulung. Rekatkan ujungnya dengan lem. Lakukan hingga habis.
8.
Panaskan
minyak banyak. Goreng lumpia hingga berwarna kuning kecoklatan. Angkat dan
tiriskan.
9.
Siap
disajikan bersama acar timun dan bawang, cabai rawit dan saus coklat kental.
Tips:
1.
Untuk
menghilangkan bau yang kurang sedap, rebus rebung terlebih dulu dengan garam,
daun jeruk, dan daun salam hingga empuk. Tiriskan rebung (buang airnya) lalu
cuci hingga bersih.
2.
Jika
ingin isian yang lebih manis, bisa menambahkan takaran gula pasir sesuai
selera.
Sumber:
Komentar
Posting Komentar